I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Koperasi merupakan
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi di
Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat karena para anggota-anggotanya
yang terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari pendirian
koperasi tersebut, yang dapat membantu perekonomian dan mengembangkan
kreatifitas masing-masing anggota. Upaya dari pendirian koperasi ini sangat
menguntungkan bagi masyarakat untuk lebih memahami koperasi. Dari latar
belakang diatas maka penulis ingin membahas
faktor-faktor yang menghambat perkembangan koperasi Indonesia, agar
dapat lebih memahami apa saja hambatan dalam perkembangan koperasi di Indonesia
dan faktor yang mendukung koperasi di Indonesia.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada
latar belakang maka rumusan masalahnya adalah:
a. Sejarah
singkat perkembangan koperasi di Indonesia
b. Faktor-faktor
yang mendukung koperasi di Indonesia
c. Faktor-faktor
yang menghambat koperasi di Indonesia
1.3.
Tujuan Penulisan
yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat
perkembangan koperasi di Indonesia
b. Sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi di
semester tiga
II.
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata “cooperation” yang
artinya kerjasama. Pengertian koperasi menurut Undang-undang Perkoperasian
No.25 tahun 1992, yaitu: “Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatan pada prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.
2.2. Sejarah singkat
perkembangan koperasi di Indonesia
Patih
purwokerto yang bernama R. Aria Wiriaatmadja mendirikan koperasi kredit untuk
membantu para rakyat yang terlilit hutang. Lalu pada tahun 1908, perkumpulan
Budi Utomo memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui koperasi dan pendidikan
dengan mendirikan koperasi rumah tangga, yang dipelopori oleh Dr.Sutomo dan
Gunawan Mangunkusumo.
Setelah Budi
Utomo sekitar tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) dipimpin oleh H.Samanhudi
dan H.O.S Cokroaminoto mempropagandakan cita-cita toko koperasi (sejenis
waserda KUD), hal tersebut bertujuan untuk mengimbangi dan menentang politik
pemerintah kolonial belanda yang banyak memberikan fasilitas dan menguntungkan
para pedagang asing. namun pelaksanaan baik koperasi yang dibentuk oleh Budi
Utomo maupun SDI tidak dapat berkembang dan mengalami kegagalan, hal ini karena
lemahnya pengetahuan perkoperasian, pengalaman berusaha, kejujuran dan
kurangnya penelitian tentang bentuk koperasi yang cocok diterapkan di
Indonesia. Pada tahun 1930, dibentuk bagian urusan koperasi pada kementrian Dalam
Negeri di mana tokoh yang terkenal masa itu adalah R.M.Margono Djojohadikusumo.
Lalu pada tahun 1939, dibentuk Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam negeri
oleh pemerintah. Dan pada tahun 1940, di Indonesia sudah ada sekitar 656
koperasi, sebanyak 574 koperasi merupakan koperasi kredit yang bergerak di
pedesaan maupun di perkotaan.
2.3. Faktor yang
mendukung koperasi di Indonesia
Selama ini koperasi dikembangkan
dengan dukungan pemerintah dengan basis sektor-sektor primer dan distribusi
yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk Indonesia. Bahkan koperasi secara eksplisit ditugasi
melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh pemerintah
bahkan bank pemerintah, seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola
pengadaan beras pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli
baru (cengkeh). Sehingga nasib koperasi harus memikul beban kegagalan program,
sementara koperasi yang berswadaya praktis tersisihkan dari perhatian berbagai
kalangan termasuk para peneliti dan media masa. Dalam pandangan pengamatan
internasional Indonesia mengikuti lazimnya pemerintah di Asia yang melibatkan
koperasi secara terbatas seperti disektor pertanian (Sharma, 1992).
Koperasi
selain sebagai organisasi ekonomi juga merupakan organisasi pendidikan dan pada
awalnya koperasi maju ditopang oleh tingkat pendidikan anggota yang memudahkan
lahirnya kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam sistem demokrasi dan
tumbuhnya kontrol sosial yang menjadi syarat berlangsungnya pengawasan oleh
anggota koperasi. Oleh karena itu kemajuan koperasi juga didasari oleh tingkat
perkembangan pendidikan dari masyarakat dimana diperlukan koperasi. Pada saat
ini masalah pendidikan bukan lagi hambatan karena rata-rata pendidikan penduduk
dimana telah meningkat. Bahkan teknologi informasi telah turut mendidik
masyarakat, meskipun juga ada dampak negatifnya.
Secara
historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui
dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama,
dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula
ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan, maka
pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya
pesaing-pesaing usaha.
Loyd (2001)
menegaskan bahwa koperasi-koperasi perlu memahami apa yang bisa membuat mereka
menjadi unggul di pasar yang mengalami perubahan yang semakin cepat akibat
banyak faktor multi termasuk kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan
masyarakat yang membuat perubahan selera pembeli, penemuan-penemuan material
baru yang bisa menghasilkan output lebih murah, ringan, baik kualitasnya, tahan
lama, dan makin banyaknya pesaing-pesaing baru dalam skala yang lebih besar.
Dalam
menghadapi perubahan-perubahan tersebut faktor-faktor kunci yang menentukan
keberhasilan koperasi adalah:
- Posisi pasar yang kuat
(antara lain dengan mengeksploitasikan kesempatan-kesempatan vertikal dan
mendorong integrasi konsumen).
- Pengetahuan yang unik mengenai produk
atau proses produksi.
- Sangat memahami rantai produksi dari
produk bersangkutan.
- Menerapkan suatu strategi yang cemerlang yang bisa
merespons secara tepat dan cepat setiap perubahan pasar.
- Terlibat
aktif dalam produk-produk yang mempunyai tren-tren yang meningkat atau
prospek-prospek masa depan yang bagus (jadi mengembangkan kesempatan yang
sangat tepat).
Kegiatan koperasi sesuai ilmu ekonomi dengan dua alasan utama:
-
Mengingat
tujuan utama seseorang menjadi anggota koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraannya, maka motif ekonomi lebih menonjol daripada motif non-ekonomi.
Oleh karena itu, dengan sendirinya motif utama mendirikan koperasi adalah
ekonomi;
-
Dasar
pemikiran ilmu ekonomi berusaha dengan biaya seminimal mungkin menghasilkan
profit sebanyak mungkin.
2.4. Faktor-faktor yang
menghambat koperasi di Indonesia
Salah satu kendala utama yang dihadapi pertumbuhan koperasi
adalah rendahnya tingkat kecerdasan dan kesadaran masyarakat Indonesia
terhadap koperasi, dan banyak partai politik yang memanfaatkan koperasi untuk meluaskan
pengaruhnya. Koperasi di Indonesia masih sangat lemah. Tidak ada perkembangan
yang cukup tinggi. Boleh dikatakan koperasi di Indonesia berjalan di tempat.
Ada beberapa hambatan eksternal
utama yang dapat mempengaruhi perkembangan koperasi , yakni sebagai berikut :
1. Keterlibatan pemerintah yang
berlebihan (yang sering kali karena desakan pihak donor).
2. Terlalu banyak yang diharapkan dari
koperasi atau terlalu banyak fungsi yang dibebankan kepada koperasi melebihi
fungsi atau tujuan koperasi sebenarnya.
3.
Kondisi
yang tidak kondusif, seperti distorsi pasar, kebijakan ekonomi seperti misalnya
kebijakan proteksi yang anti-pertanian, dan sebagainya.
4.
Kurangnya
kerjasama pada bidang ekonomi dari masyarakat kota sehingga koperasi semakin
terkucilkan
Sedangkan, hambatan internal adalah :
1.
Termasuk
keterbatasan anggota atau partisipasi anggota
2.
Kinerja
anggotanya yang kurang berkompeten
3.
Isu-isu structural
4.
Perbedaan
antara kepentingan individu dan kolektif
5.
Lemahnya
manajemen koperasi
6.
Rendahnya
tingkat kecerdasan rakyat Indonesia
7.
Kurangnya
dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi
8.
Kurangnya
Modal Kerja
III.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Koperasi
adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum.
Keanggotaan koperasi terdiri dari perorangan, yaitu orang yang secara sukarela
menjadi anggota koperasi. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang
menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Salah satu
kendala utama yang dihadapi koperasi adalah banyak partai politik yang
memanfaatkan koperasi untuk meluaskan pengaruhnya. Dan juga karena
hambatan-hambatan yang di alami Indonesia di antaranya kesadaran masyarakat
terhadap koperasi yang masih sangat rendah.
3.2. Saran
Untuk
meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara
manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat
tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin
besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang
profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi.
Terimaksih Informasinya....
BalasHapussangat bermanfaat